Senin, 27 April 2015

Belanda Ramah Lingkungan, Tangkal Emisi Karbon Dioksida dengan Green House



Holland Writing Competition 2015
Tema : Tanah


BELANDA RAMAH LINGKUNGAN, TANGKAL EMISI KARBON DIOKSIDA DENGAN GREEN HOUSE

Belanda secara fisik hanyalah negara kecil, berdasarkan data per Juli 2005 luas wilayah 41.526 km2 namun kepadatan penduduk Belanda telah mencapai 395 jiwa/km2 dengan jumlah penduduk 16.407.491 jiwa. Apabila kepadatan penduduk tidak diimbangi pengelolaan sumber daya yang optimal akan memicu tingkat kemiskinan suatu negara. Hal tersebut tidak berlaku untuk Belanda karena negeri kincir angin ini telah berhasil menginovasi berbagai sumber daya di berbagai sektor. Salah satunya sektor pertanian, Belanda mempunyai potensi alam yang cukup baik untuk pertanian walaupun lahannya tidak luas namun Belanda mampu menjadi negara yang dapat mencukupi kebutuhan pangan di negaranya tanpa mengimpor bahkan menjadi negara pengekspor pertanian. Hasil pertanian yang turut menyumbang devisa negara cukup besar adalah bunga tulip, Belanda meraup devisa US$ 2,4 miliar hanya dari ekspor langsung bunga tulip ini. Negara Belanda mampu membuat bunga liar pegunungan ini menjadi sebuah industri yang menjanjikan.

Kendati sangat identik dengan negara Belanda, ternyata bunga tulip bukanlah bunga asli Belanda. Bunga ini sebetulnya berasal dari Asia Tengah. Bunga tulip dahulunya adalah bunga yang tumbuh secara liar di kawasan Pegunungan Pamir, stepa di Kazakhstan, dan Pegunungan Hindu Kush. Karena keindahannya dan kecantikannya, bunga tulip kemudian mampu memikat Kerajaan Ottoman Turki, sehingga pada tahun 1080 mereka mulai membudidayakannya. Peneliti dan ahli mampu membiakkan berbagai jenis bunga tulip, sangat kreatif dan inovatif.



  
Gambar 1. Pertanian bunga tulip di Belanda
Sumber : http://lipsus.kompas.com/jabarsatu/read/2012/12/04/09180692/Jangan.Lewatkan.Orange.Tulip.Scholarship.ke.Belanda.

Setiap musim semi, terdapat 7 juta bunga tulip dibiakkan di sana. Industri pertanian menyumbang 20% terhadap ekonomi Belanda. Sentra perkebunan Tulip terletak di wilayah utara Negeri Kincir Angin. Mengingat situasi wilayah yang tidak ideal bagi pertumbuhan bunga tulip, Belanda merancang sistem yang menyediakan drainase di musim dingin. Hampir tiap tahun lahir varian baru bunga Tulip, namun di balik kesuksesan itu ada kekhawatiran industri bunga Belanda tidak ramah lingkungan. Untuk mengatasi masalah emisi karbon itu kini pemerintah Belanda memperkenalkan penggunaan rumah kaca baru. Rumah ini mampu menyimpan panas saat musim panas untuk digunakan pada musim dingin. Caranya dengan mengubah panas menjadi listrik. Dengan metode ini Belanda yakin dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, industri bunga Belanda akan menghasilkan produk ramah lingkungan.(ICH).
Semua wilayah pantai berpasir dikelilingi oleh saluran drainase yang menarik kelebihan air dengan cepat. Air mengalir dari saluran-saluran itu menuju kanal dan kemudian ke laut. Sebagai negara dengan ketinggian di bawah permukaan laut, Belanda tidak biasa membuat kanal air yang mengalir melalui tanggul yang naik di atas bidang sekitarnya. Isu krisis global warming dan krisis energi dunia yang menjadi agenda di berbagai negara pada saat ini. Pertanian di Belanda sangat terintegrasi dan penuh dengan teknologi modern. Penggunaan teknik rumah kaca, memanipulasi iklim dalam ruangan.
 



Gambar 2. Cara Kerja Sirkulasi Energi Panas di Sistem Greenhouse Village
Sumber : https://blog.djarumbeasiswaplus.org/zulfikasatria/2015/04/10/sejuknya-efek-rumah-kaca-di-belanda/

Ketika musim panas, Belanda menerapkan mekanisme solar cell dirumah kaca yang berfungsi memanen energi panas dan disimpan di tandon dan sungai – sungai bawah tanah sehingga dapat menaikkan suhu air. Maka ketika musim dingin tiba, tidak perlu khawatir, karena mesin – mesin blower memanen simpanan energi bawah tanah dan mensirkulasi udara untuk memanipulasi iklim dalam ruangan sehingga pertanian tetap berjalan. Belanda juga pelopor dalam pengembangan teknik perbanyakan kultur jaringan, juga produksi benih dan tanaman muda. Mesin terkini yang dikembangkan di laboratorium Belanda adalah kamera melayang yang mampu mendeteksi kebutuhan pestisida pada setiap tanaman tomat. Rumah-rumah kaca dilengkapi panel surya serta teknik insulasi yang baik untuk menurunkan emisi karbon dioksida juga mendaur ulang kelebihan energi di musim panas untuk digunakan di musim dingin. Belanda kini tak hanya mampu menjual produk pertanian tapi juga telah mengekspor teknologinya ke luar negeri.
Lebih dari setengah dari total permukaan tanah di Belanda digunakan sebagai lahan pertanian. Lima puluh enam persen tanah pertanian tersebut digunakan untuk agrikultur dan selebihnya berupa padang rumput untuk peternakan. Untuk menghadapi tantangan cuaca, petani Belanda umumnya melakukan budidaya di bawah rumah kaca (greenhouse). Pada tahun 2010, tercatat lebih dari 10 ribu hektar rumah kaca. Penggunaan rumah kaca di Belanda telah dikombinasikan dengan inovasi di bidang energi, hingga rumah kaca pun mampu menghasilkan sekitar 10 persen dari kebutuhan listrik nasional. Efisiensi energi juga diterapkan di rumah kaca, hingga menghasilkan lebih banyak energi daripada yang konsumsi. Tomat, paprika dan mentimun adalah hasil utama dari budidaya dalam rumah kaca. Produk andalan lain adalah kentang, jagung, bit dan bawang.


REFERENSI :

http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menurut_luas_wilayah

http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menurut_kepadatan_penduduk 

http://news.liputan6.com/read/138139/tulip-salah-satu-andalan-komoditi-ekspor-belanda

http://lipsus.kompas.com/jabarsatu/read/2012/12/04/09180692/Jangan.Lewatkan.Orange.Tulip.Scholarship.ke.Belanda.

http://nofalianofa.tumblr.com/post/24818477349/pembangunan-pertanian-kunci-kebangkitan-ekonomi

http://nofalianofa.tumblr.com/post/22892758932/pertanian-kreatif-di-belanda

https://blog.djarumbeasiswaplus.org/zulfikasatria/2015/04/10/sejuknya-efek-rumah-kaca-di-belanda/

http://ppmkp.pancatech.com/wp/artikel-umum/belajar-dari-inovasi-pertanian-negeri-kincir-angin.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar