Holland Writing Competition 2015
Tema : Tanah
BELANDA RAMAH LINGKUNGAN, TANGKAL
EMISI KARBON DIOKSIDA DENGAN GREEN HOUSE
Belanda secara fisik hanyalah negara kecil,
berdasarkan data per Juli 2005 luas wilayah 41.526 km2 namun
kepadatan penduduk Belanda telah mencapai 395 jiwa/km2 dengan jumlah
penduduk 16.407.491 jiwa. Apabila kepadatan penduduk tidak diimbangi
pengelolaan sumber daya yang optimal akan memicu tingkat kemiskinan suatu
negara. Hal tersebut tidak berlaku untuk Belanda karena negeri kincir angin ini
telah berhasil menginovasi berbagai sumber daya di berbagai sektor. Salah
satunya sektor pertanian, Belanda mempunyai potensi alam
yang cukup baik untuk pertanian walaupun lahannya tidak luas namun Belanda
mampu menjadi negara yang dapat mencukupi kebutuhan pangan di negaranya tanpa
mengimpor bahkan menjadi negara pengekspor pertanian. Hasil pertanian yang
turut menyumbang devisa negara cukup besar adalah bunga tulip, Belanda meraup devisa
US$ 2,4 miliar hanya dari ekspor langsung bunga tulip ini. Negara Belanda mampu
membuat bunga liar pegunungan ini menjadi sebuah industri yang menjanjikan.
Kendati
sangat identik dengan negara Belanda, ternyata bunga tulip bukanlah bunga asli
Belanda. Bunga ini sebetulnya berasal dari Asia Tengah. Bunga tulip dahulunya adalah
bunga yang tumbuh secara liar di kawasan Pegunungan Pamir, stepa di Kazakhstan,
dan Pegunungan Hindu Kush. Karena keindahannya dan kecantikannya, bunga tulip
kemudian mampu memikat Kerajaan Ottoman Turki, sehingga pada tahun 1080 mereka
mulai membudidayakannya. Peneliti dan ahli mampu membiakkan berbagai jenis
bunga tulip, sangat kreatif dan inovatif.
Gambar
1.
Pertanian bunga tulip di Belanda
Sumber
:
http://lipsus.kompas.com/jabarsatu/read/2012/12/04/09180692/Jangan.Lewatkan.Orange.Tulip.Scholarship.ke.Belanda.
Setiap
musim semi, terdapat 7 juta bunga tulip dibiakkan di sana. Industri pertanian
menyumbang 20% terhadap ekonomi Belanda. Sentra
perkebunan Tulip terletak di wilayah utara Negeri Kincir Angin. Mengingat situasi wilayah yang tidak ideal bagi pertumbuhan bunga tulip, Belanda merancang sistem yang
menyediakan drainase di musim dingin. Hampir tiap tahun lahir
varian baru bunga Tulip, namun di balik kesuksesan itu ada kekhawatiran
industri bunga Belanda tidak ramah lingkungan. Untuk mengatasi masalah emisi
karbon itu kini pemerintah Belanda memperkenalkan penggunaan rumah kaca baru.
Rumah ini mampu menyimpan panas saat musim panas untuk digunakan pada musim
dingin. Caranya dengan mengubah panas menjadi listrik. Dengan metode ini
Belanda yakin dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, industri bunga Belanda akan
menghasilkan produk ramah lingkungan.(ICH).
Semua wilayah pantai berpasir dikelilingi oleh
saluran drainase yang
menarik kelebihan air dengan cepat. Air mengalir dari saluran-saluran itu menuju kanal dan
kemudian ke laut. Sebagai
negara dengan ketinggian di bawah
permukaan laut, Belanda
tidak biasa membuat kanal air yang
mengalir melalui tanggul yang naik di atas bidang sekitarnya. Isu krisis global warming dan krisis
energi dunia yang menjadi agenda di berbagai negara pada saat ini. Pertanian di
Belanda sangat terintegrasi dan penuh dengan teknologi modern. Penggunaan
teknik rumah kaca, memanipulasi iklim dalam ruangan.
Gambar 2. Cara Kerja Sirkulasi Energi
Panas di Sistem Greenhouse Village
Sumber
: https://blog.djarumbeasiswaplus.org/zulfikasatria/2015/04/10/sejuknya-efek-rumah-kaca-di-belanda/
Ketika
musim panas, Belanda menerapkan mekanisme solar cell dirumah kaca yang
berfungsi memanen energi panas dan disimpan di tandon dan sungai – sungai bawah
tanah sehingga dapat menaikkan suhu air. Maka ketika musim dingin tiba, tidak
perlu khawatir, karena mesin – mesin blower memanen simpanan energi bawah tanah
dan mensirkulasi udara untuk memanipulasi iklim dalam ruangan sehingga
pertanian tetap berjalan. Belanda juga pelopor dalam pengembangan teknik
perbanyakan kultur jaringan, juga produksi benih dan tanaman muda. Mesin terkini
yang dikembangkan di laboratorium Belanda adalah kamera melayang yang mampu
mendeteksi kebutuhan pestisida pada setiap tanaman tomat. Rumah-rumah kaca
dilengkapi panel surya serta teknik insulasi yang baik untuk menurunkan emisi
karbon dioksida juga mendaur ulang kelebihan energi di musim panas untuk
digunakan di musim dingin. Belanda kini tak hanya mampu menjual produk
pertanian tapi juga telah mengekspor teknologinya ke luar negeri.
Lebih
dari setengah dari total permukaan tanah di Belanda digunakan sebagai lahan
pertanian. Lima puluh enam persen tanah pertanian tersebut digunakan untuk
agrikultur dan selebihnya berupa padang rumput untuk peternakan. Untuk
menghadapi tantangan cuaca, petani Belanda umumnya melakukan budidaya di bawah
rumah kaca (greenhouse). Pada tahun 2010, tercatat lebih dari 10 ribu
hektar rumah kaca. Penggunaan rumah kaca di Belanda telah dikombinasikan dengan
inovasi di bidang energi, hingga rumah kaca pun mampu menghasilkan sekitar 10
persen dari kebutuhan listrik nasional. Efisiensi energi juga diterapkan di
rumah kaca, hingga menghasilkan lebih banyak energi daripada yang konsumsi.
Tomat, paprika dan mentimun adalah hasil utama dari budidaya dalam rumah kaca.
Produk andalan lain adalah kentang, jagung, bit dan bawang.
REFERENSI
:
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menurut_luas_wilayah
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menurut_kepadatan_penduduk
http://news.liputan6.com/read/138139/tulip-salah-satu-andalan-komoditi-ekspor-belanda
http://lipsus.kompas.com/jabarsatu/read/2012/12/04/09180692/Jangan.Lewatkan.Orange.Tulip.Scholarship.ke.Belanda.
http://nofalianofa.tumblr.com/post/24818477349/pembangunan-pertanian-kunci-kebangkitan-ekonomi
http://nofalianofa.tumblr.com/post/22892758932/pertanian-kreatif-di-belanda
https://blog.djarumbeasiswaplus.org/zulfikasatria/2015/04/10/sejuknya-efek-rumah-kaca-di-belanda/
http://ppmkp.pancatech.com/wp/artikel-umum/belajar-dari-inovasi-pertanian-negeri-kincir-angin.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar